Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Terpadu
Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa Yogyakarta




INFORMASI

VISI KEILMUAN DAN TUJUAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


Visi Keilmuan Program Studi Teknik Industri

Menjadi Program Studi Teknik Industri yang berkontribusi pada Industri Kecil dan Menengah di Tingkat Asia Tenggara berdasarkan ajaran Tamansiswa pada tahun 2025

 

Tujuan Prgram Studi Teknik Industri

1.  Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik industri yang berjiwa FEASIBLE (Futuristic Thinker, Entrepreneurship, Active, Skillful, Innovative, Better, Leadership dan Emphaty) yang mampu berkontribusi terhadap pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) berdasarkan ajaran Tamansiswa;

2.  Menghasilkan karya ilmiah dalam bidang Teknik Industri berdasarkan hasil penelitian dan mempublikasikannya di Jurnal Ilmiah, baik nasional maupun internasional;

3. Menghasilkan program-program pengabdian kepada masyaratak yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyartakat berdasarkan ajaran Tamansiswa;

4. Menghasilkan kegiatan pelestarian dan pengambangan kebudayaan Nasional dalam bidang Teknik Industri berdasarkan ajaran Tamansiswa;

5.  Menghasilkan program-program kerja sama dengan berbagai pihak serta menghasilkan lulusan yang mampu membangun jaringan kemitraan sehingga memiliki kemandirian mengembangkan sistem industri.

LABORATORIUM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


A. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Laboratorium

1. Pengguna laboratorium wajib memakai jas laboratorium dan alas kaki atau sepatu yang tertutup.

2. Pengguna laboratorium dilarang keras merokok, makan dan minum di dalam ruang laboratorium.

3. Semua pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun atau merangsang pernafasan, harus dilakukan di dalam almari asam.

4. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan cairan atau terhirupnya uap selama bekerja.

5. Jauhkan semua senyawa organik yang mudah menguap, seperti: alkohol, eter, kloroform, aseton, dan spirtus dari api secara terbuka karena bahan mudah terbakar. Sebaiknya pemanasan dilakukan dengan menggunakan waterbath.

6. Bila pemanasan menggunakan api terbuka, nyalakan pembakar spirtus (bunsen) dengan korek api biasa, jangan menyalakannya dengan pembakar spirtus lain yang sudah menyala, untuk menghindari terjadinya letupan api.

7. Matikan api pada pembakar spirtus dengan menutup sumbunya, jangan mematikan api dengan meniup untuk mencegah terjadinya kebakaran atau letupan api.

8. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari mulut tabung reaksi. Namun, kipaslah terlebih dahulu uap ke arah muka.

9. Jangan sekali-sekali menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam atau basa kuat seperti: HNO3, HCl, H2SO4, Asam asetat glasial, NaOH, NH4OH, dan lain-lain. Gunakan pipet dengan bola penghisap untuk memindahkan bahan-bahan tersebut atau bahan beracun lainnya ke dalam alat yang akan digunakan.

10. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk mencegah terjadinya inhalasi bahan-bahan.

11. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, di meja kerja atau lantai. Bila hal ini terjadi, segera laporkan pada laboran atau petugas laboratorium.

12. Bila terjadi kontak dengan bahan-bahan kimia berbahaya, korosif, atau beracun, segera bilas dengan air sebanyak-banyaknya. Selanjutnya segera laporkan kepada laboran atau petugas laboratorium.

13. Jangan menggosok-gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.

14. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan biologis, seperti saliva, karena mungkin dapat terinfeksi kuman atau virus berbahaya seperti hepatitis.

     a. Sebaiknya gunakan sarung tangan sekali pakai, terutama bila ada luka.

     b. Cuci segera tangan atau anggota badan lain yang kontak atau terpercik bahan tersebut.

     c. Cuci alat-alat praktikum dengan sabun dan sterilisasi dengan merendamnya dalam larutan Natrium hipoklorit 0,5% selama 30 menit.

     d. Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan Natrium hipoklorit 0,5%.

15. Tampung cairan atau larutan yang telah selesai digunakan (limbah cair) di dalam jerigen penampungan limbah sesuai dengan karakteristik limbah cairnya.

16. Tinggalkan meja dan alat kerja dalam keadaan bersih dan rapi seperti semula.


B. Bahaya-bahaya yang Mungkin Terjadi di Laboratorium

1. Bahaya Api

Resiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala (flammable) dan

beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar, dan panas.

Akibat:

     a. Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat, bahkan kematian.

     b. Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.

Pencegahan:

     a. Konstruksi bangunan yang tahan api.

     b. Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar.

     c. Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran.

     d. Sistem tanda kebakaran

     e. Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan segera.

     f. Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis.

     g. Tersedia jalan untuk menyelamatkan diri.

     h. Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.

     i. Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.


2. Bahaya Listrik

     a. Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit breaker) dan perhatikan cara menyala dan mematikannya.

     b. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada laboran atau petugas laboratorium.

     c. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik/strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas, dll.

     d. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain.

     e. Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air wudhu.

     f. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas di laboratorium.

     g. Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.

     h. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti pengguna laboratorium jika hal itu terjadi:

           1) Jangan panik.

           2) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik.

           3) Bantu pengguna laboratorium yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik.

           4) Beritahukan dan minta bantuan laboran atau orang di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.


3. Bahaya Zat Kimia

Semua bahan kimia dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton).

Bahan toksik (trikloroetana, tetraklorometana) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.

Pencegahan:

     a. “Material Safety Data Sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.

     b. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.

     c. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar.

     d. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.

     e. Menggunakan alat pelindung pernafasan (masker) dengan benar.

Modul

  • Modul Pelatihan Solidwork.pdf
  • Modul Praktikum Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja.pdf
  • Modul Praktikum Integrasi.pdf
  • Modul Praktikum Perencanaa dan Pengendalian Produksi.pdf
  • Modul Praktikum Proses Manufaktur.pdf
  • Modul Praktikum Statistik Industri.pdf
  • Modul Praktikum Tata Letak Fasilitas.pdf

Lain-Lain

  • SOP K3.pdf